MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN STAD
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student
Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD
merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Maidiyah
(1998: 7-13) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD.
Oleh karena itu, pada makalah ini penjelasan tentang model pembelajaran STAD
akan dibahas secara mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah
pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
1.2.2
Apakah
manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
1.2.3
Apa
saja komponen-komponen yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe
STAD?
1.2.4
Apakah
kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
1.2.5
Apakah
kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
1.2.6
Bagaimana
langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Mengetahui pengertian dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
1.3.2
Mengetahui manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
1.3.3
Mengetahui komponen-komponen dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
1.3.4
Mengetahui
kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.3.5
Mengetahui kelemahan dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
1.3.6
Mengetahui
langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1
Menambah pengetahuan
kita tentang model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
1.4.2
Menambah wawasan
kita tentang manfaat dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
1.4.3
Menambah
pengetahuan kita tentang komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
1.4.4
Kita mengetahui kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.4.5
Kita mengetahui kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.4.6
Kita menjadi mengetahui
bagaimana langkah-langkah
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani
(2009: 9), “STAD merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali
bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan
oleh guru”. Menurut Mohamad Nur (2008: 5), pada model ini siswa dikelompokkan
dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen
menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut
tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian
siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan
pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan
STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan
presentasi Verbal atau teks.
2.2 Manfaat Dari
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Manfaat model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
siswa dalam jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :
1.
Model
pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang
sedang dibahas
2.
Adanya
anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,
karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya
3.
Pembelajaran
kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan
pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan
bersama-sama
4.
Pembelajaran
kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga
diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya
5.
Hadiah
atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
mencapai hasil yang lebih tinggi
6.
Siswa
yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan
7.
Pembentukan
kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar
bekerja sama.
Manfaat jangka panjang yang dapat dipetik dari
pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai
berikut :
1.
Meningkatkan
kepekaan dan kesetiakawanan sosial
2.
Memungkinkan
para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan
3.
Memudahkan
siswa melakukan penyesuaian
4.
Memungkinkan
terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
5.
Menghilangkan
sifat mementingkan diri sendiri dan egois
6.
Membangun
persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa
7.
Berbagai
keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dapat dipraktikkan
8.
Meningkatkan
rasa saling percaya kepada sesama manusia
9.
Meningkatkan
kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif
10.
Meningkatkan
kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
11.
Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal
ataucacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
2.3 Komponen-Komponen Dalam Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima
komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang
dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.
Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian
materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui
tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD
karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk
mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah
untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam
belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam
menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu
siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari
kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi
pertentangan antar anggota dalam satu kelompok,
walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu
atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa
harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan
sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi
agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan
skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki
siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran
kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan
penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok
dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria
yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari
kreativitas guru.
2.4 Kelebihan Dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan
kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelebihan
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan
membahas suatu masalah.
2.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai suatu masalah.
4.
Dapat
memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan
kebutuhan belajarnya.
5.
Para
siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam
diskusi.
6.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,
menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
Menurut Slavin (1995:17) Pembelajaran kooperatif tipe
STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut:
1.
Siswa
bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2.
Siswa
aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3.
Aktif
berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4.
Interaksi
antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
2.5 Kelemahan Dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu:
1.
Kerja
kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka
yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya
mengajar berbeda;
2.
Adanya
perpanjangan waktu karena kemungkinan besar tiap kelompok belum dapat
menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan sampai tiap anggota kelompok
memahami kompetensinya;
3.
Jika
ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur
dan mengangkat tempat duduk. Hal ini karena tempat duduk yang terlalu berat;
4.
Karena
rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 45 orang, maka guru kurang
maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian;
5.
Guru
dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan
pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan siswa,
menentukan perubahan kelompok belajar;
6.
Memerlukan
waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan
pembelajaran kooperatif tersebut;
7.
Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk peserta didik sehingga sulit mencapai target
kurikulum;
8.
Membutuhkan
kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran
kooperatif;
9.
Menuntut
sifat tertentu dari peserta didik, misalnya sifat suka bekerja sama(Sumantri
dkk. 2002).
Kekurangan model pembelajaran
kooperatif STAD Menurut Slavin (dalam Nurasma (2006:2007 )yaitu :
1.
Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
2.
Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota
yang pandai lebih dominan.
2.6 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Menurut
Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan STAD
a. Persiapan
Materi
Sebelum
menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif.
b. Penerapan
Siswa dalam kelompok
Guru
menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 sampai 6
orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada:
1) Kemampuan
akademik (pandai, sedang, dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal)
sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap
kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
2) Jenis kelamin,
latar belakang sosial, kesenangan, bawaan atau sifat (pendiam dan aktif)
Sebagai
pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah,
1998:7-8):
1) Merangking
siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya
di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan
rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.
2) Menentukan
jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5
siswa.Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya
siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti
ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang
beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan
dibentuk.
3) Membagi
siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-
kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar
rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan
demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas kurang
lebih sama.
4) Mengisi
lembar rangkuman kelompok
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada
lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran
kooperatif metode STAD).
c. Menentukan
Skor Awal
Skor
awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru sebelum
pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir
yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor
siswa pada semester sebelumnya.
d. Kerja sama
kelompok
Sebelum
memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja
sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk
melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
e. Jadwal Aktivitas
STAD
terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi
pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan
berkala kelas.
2. Mengajar/Penyajian Materi
Setiap
pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi
pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis.
Dalam presentasi
kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a.
Pendahuluan
Pada
pendahuluan perlu ditekankan apa yang perlu dipelajari siswa dalam kelompok dan
menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa
tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.
b. Pengembangan
Hal
–hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan penyajian materi, adalah:
1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan
apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok;
2) Pembelajaran kooperatif menekankan,
bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan;
3) Mengontrol pemahaman siswa sering
mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan;
4) Memberikan penjelasan mengapa jawaban
pertanyaan tersebut benar atau salah;
5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa
telah memahami pokok masalahnya.
c. Latihan
Terbimbing
Latihan terbimbing
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menyuruh semua
siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan;
2) Memanggil siswa
secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya
semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin;
3) Pemberian tugas
kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan
satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
3. Belajar Kelompok
a. Pada hari
pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud
bekerja dalam kelompok, yaitu:
1) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk
memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar
kegiatan yang diberikan oleh guru;
2) Tidak seorang pun siswa selesai belajar
sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran;
3) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok
apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi
sebelum meminta bantuan kepada guru;
4) Dalam
satu kelompok harus saling berbicara sopan.
b. Guru dapat
mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan
bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
1) Guru
meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya;
2) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar
diskusi) beserta lembar jawabannya;
3) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara
berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang
dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus
mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman
sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya
bertanggung jawab untuk menjelaskan.
4) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar
diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai
lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
c. Guru
melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam
kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota
kelompok berdiskusi.
4. Kuis atau Tes
Dilakukan
selama 45 menit sampai 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang
telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan disambungkan sebagai nilai perkembangan
kelompok.
5. Skor
Perkembangan
Setelah
diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok
berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.Skor perkembangan
ditentukan berdasarkan skor awal siswa.Kemudian dilakukan perubahan kelompok
agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
6. Penghargaan
Kelompok
Setelah guru
menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan
kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi.Setelah itu guru memberi
penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa
pujian.Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Model pembelajaran tipe Student Team Achievement
Division adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu
dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model
Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi
dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal.
3.2
Saran
Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan pada model
ini, maka guru dapat memilih materi mana yang cocok untuk digunakan dalam model
pembelajaran STAD, sehingga dapat membantu guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar